Author: ARGE
Genre: Mistery, Kekerasan
Rate: PG
Cast: -Infinite
-Lee Gi Hae (OC)
-Lee Cheon Sa (OC)
~@~@~@~@~
Malam itu, langit lebih gelap daripada malam biasanya. Padahal, malam
itu bulan purnama menyinari bumi. Rintik-rintik hujan yang semakin lama semakin
menghujani bumi, menghalau pandangan mataku. Awalnya aku hanya berjalan cepat,
sampai aku terpaksa berlarian sepanjang perjalanan menuju rumah.
Payung, kenapa selalu tertinggal saat aku akan membutuhkannya? Dan
kenapa dia mengikuti saat bahkan langit pun tak berpikiran untuk menurunkan
hujan?
Aku melirik kearah jam ditangan kiri ku, sekali lagi jam itu
memperingati ku kalau sekarang sudah pukul 9 malam lewat 25 menit. Sudah
malam, tau, jam itu seakan bicara padaku.
Aku pun semakin khawatir. Kurasa eomma (ibu) punya tiga alasan untuk mengurung ku
sepanjang akhir pekan. Pertama, karena aku pulang dalam keadaan hujan-hujanan.
Kedua, karena aku pulang terlalu malam, melewati batas biasanya. Ketiga, karena
aku bahkan tak memberikan mereka kabar kemana aku pergi.
Tapi, aku kan hanya main ke rumah sahabatku sendiri. Sudah biasa.
Kurasa itu tak seharusnya diperdebatkan.
Dari kejauhan, aku sudah bisa melihat pagar rumah ku. aku semakin
mempercepat lari ku. berharap semakin cepat aku tiba, semakin ringan eomma mengomeli ku. ku dorong pagar kayu rumahku, yang memang tak digembok. Aku
melewati perkarangan rumah, dan baru menyadari... mati lampu?
Aku membuka pintu, syukurlah... padahal tadi aku sempat berpikir,
kemungkinan paling buruk adalah appa (ayah) mengunci pintu dan tak membiarkan aku
masuk semudah itu. Gelap. Keadaan jadi semakin gelap sekarang. Apa benar, ya,
mati lampu? Setahu ku appa dan eomma tak suka gelap-gelapan, sekalipun waktu
mereka tidur.
Kulangkahkan kaki ku semakin masuk, dan aku tahu aku sudah sampai di
ruang tengah. “Appa?” panggil ku. keadaan begitu sepi. Apakah tidak ada orang
di rumah? “Eomma?” panggil ku sekali lagi, sambil mencoba mencari kontak lampu.
Sebelum jari-jari ku mencapai dinding, cahaya petir sudah menyinari keadaan
rumah.
Dan... aku tidak percaya dengan apa yang tadi kulihat. Tidak. Aku tidak
mau percaya. Tapi sekali lagi, cahaya petir memperjelas penglihatan ku. dan mau
tak mau, aku harus mempercayai penglihatan ku sendiri. Beku. Aku membeku. Aku
bahkan tak bisa merubuhkan tubuhku sendiri. Jantungku seakan berhenti, tak mau
bergerak. Ia juga membeku.