Minggu, 24 Maret 2013

Be Mine in Paradise 1




Author: ARGE
Genre: Mistery, Kekerasan
Rate: PG
Cast:      -Infinite
              -Lee Gi Hae (OC)
              -Lee Cheon Sa (OC)

~@~@~@~@~

Malam itu, langit lebih gelap daripada malam biasanya. Padahal, malam itu bulan purnama menyinari bumi. Rintik-rintik hujan yang semakin lama semakin menghujani bumi, menghalau pandangan mataku. Awalnya aku hanya berjalan cepat, sampai aku terpaksa berlarian sepanjang perjalanan menuju rumah.

Payung, kenapa selalu tertinggal saat aku akan membutuhkannya? Dan kenapa dia mengikuti saat bahkan langit pun tak berpikiran untuk menurunkan hujan?

Aku melirik kearah jam ditangan kiri ku, sekali lagi jam itu memperingati ku kalau sekarang sudah pukul 9 malam lewat 25 menit. Sudah malam, tau, jam itu seakan bicara padaku. Aku pun semakin khawatir. Kurasa eomma (ibu) punya tiga alasan untuk mengurung ku sepanjang akhir pekan. Pertama, karena aku pulang dalam keadaan hujan-hujanan. Kedua, karena aku pulang terlalu malam, melewati batas biasanya. Ketiga, karena aku bahkan tak memberikan mereka kabar kemana aku pergi.

Tapi, aku kan hanya main ke rumah sahabatku sendiri. Sudah biasa. Kurasa itu tak seharusnya diperdebatkan.

Dari kejauhan, aku sudah bisa melihat pagar rumah ku. aku semakin mempercepat lari ku. berharap semakin cepat aku tiba, semakin ringan eomma mengomeli ku. ku dorong pagar kayu rumahku, yang memang tak digembok. Aku melewati perkarangan rumah, dan baru menyadari... mati lampu?

Aku membuka pintu, syukurlah... padahal tadi aku sempat berpikir, kemungkinan paling buruk adalah appa (ayah) mengunci pintu dan tak membiarkan aku masuk semudah itu. Gelap. Keadaan jadi semakin gelap sekarang. Apa benar, ya, mati lampu? Setahu ku appa dan eomma tak suka gelap-gelapan, sekalipun waktu mereka tidur.

Kulangkahkan kaki ku semakin masuk, dan aku tahu aku sudah sampai di ruang tengah. “Appa?” panggil ku. keadaan begitu sepi. Apakah tidak ada orang di rumah? “Eomma?” panggil ku sekali lagi, sambil mencoba mencari kontak lampu. Sebelum jari-jari ku mencapai dinding, cahaya petir sudah menyinari keadaan rumah.

Dan... aku tidak percaya dengan apa yang tadi kulihat. Tidak. Aku tidak mau percaya. Tapi sekali lagi, cahaya petir memperjelas penglihatan ku. dan mau tak mau, aku harus mempercayai penglihatan ku sendiri. Beku. Aku membeku. Aku bahkan tak bisa merubuhkan tubuhku sendiri. Jantungku seakan berhenti, tak mau bergerak. Ia juga membeku.